Cerita Tukang Sepatu dan Tuan Tanah

Penulis : Andrie Wongso

Dikisahkan di sebuah desa kecil, ada seorang tukang sepatu. Meskipun kehidupannya sangat sederhana, tetapi dia tampak santai dan bahagia. Hobinya, menyanyi. Mulai dari pagi saat mandi, siang hari waktu bekerja, maupun malam hari, tak henti-hentinya dia menyanyi dengan riang gembira. Sementara, tak jauh dari rumahnya, tinggal seorang tuan tanah yang kaya. Akan tetapi meskipun dia memiliki banyak harta, hidupnya tidak bahagia. Yah, dia selalu merasa ketakutan orang mencuri hartanya. Karena ketakutannya itu, saat malam hari dia sering tidak bisa tertidur lelap.

Tiap pagi, saat mendengar nyanyian si tukang sepatu, sang tuan tanah menjadi iri dan sedikit jengkel. “Mengapa tukang sepatu bisa sebahagia itu, sedangkan aku mau tidur pun sulit. Alangkah baiknya kalau tidur bisa seperti makanan dan minuman, bisa dibeli dengan uang, maka aku akan membayar berapapun untuk dapat tidur dengan nyenyak.”

Pada suatu hari, tuan tanah mengundang si tukang sepatu ke rumahnya. “Pak, berapa pendapatanmu dalam sebulan?” tanyanya.

Tukang sepatu sambil tersenyum menjawab, ”Sebulan? Keseharian saja pendapatanku tidak menentu, kadang ada, kadang tidak. Setiap hari asal bisa makan sesuap nasi saja, aku sudah bersyukur.”

Dengan penasaran si tuan tanah lanjut bertanya, ”Lho, bagaimana kamu bisa sebahagia itu?”

“Asalkan setiap hari aku bisa makan, aku sudah puas. Aku tidak banyak berpikir, maka aku tidak perlu merasa susah,” jawab tukang sepatu.

“Aku sangat iri kepadamu dan menghormatimu. Ini, aku hadiahi satu keping uang emas. Simpanlah baik-baik, mungkin kelak engkau memerlukannya,” kata tuan tanah seraya mengangsurkan uangnya kepada si tukang sepatu.

Wah, seumur hidup belum pernah si tukang sepatu melihat uang emas. Bahkan, meskipun sudah bekerja sangat keras, takkan bisa ia menabung uang sebanyak itu. Maka, dia pun sangat berterima kasih, dan dengan gembira pulang ke rumahnya.

Sampai di rumah, ia menyimpan uang itu di tempat yang teraman menurut dirinya. Dan sejak saat itu, keceriaannya mendadak lenyap. Dia tidak pernah menyanyi lagi, selalu merasa ketakutan bila orang akan mencuri uangnya. Dia juga selalu mencurigai orang yang mendekatinya dan berpikir, jangan-jangan orang itu mau mengambil hartanya. Maka, dia pun tidak lagi bisa tidur dengan nyenyak.

Setelah beberapa lama, stresnya mulai menjadi-jadi. Keceriaannya yang dulu hilang sama sekali. Akhirnya, karena tidak tahan lagi, dia berlari ke rumah tetangganya, ”Pak, tolong kembalikan nyanyian dan kebahagiaanku. Ambillah kembali uangmu ini.”

Setelah mengembalikan uang emas itu, si tukang sepatu pun bisa kembali terlepas dari semua beban. Maka, ia pun kembali bisa menyanyi dengan riang gembira dan tidur lelap di malam hari.

Teman2 FB yang bijaksana,

Sungguh kasihan manusia yang sifatnya seperti tuan tanah dan tukang sepatu dalam cerita ilustrasi di atas. Keterikatan dengan harta membuat mereka setiap hari menderita, tidak bisa tidur pulas, dan selalu cemas karena takut kehilangan harta. Bukannya bahagia dengan harta, tapi mereka justru menderita karena sibuk menjaganya!

Namun, apakah kebahagiaan hanya bisa didapat dengan cara hidup seperti tukang sepatu, yakni dengan cara apa adanya dan tanpa harus berusaha dan bekerja keras? Sudah pasti tidak! Kita berhak menjadi sukses. Sebagaimana saya juga telah memilih jalan untuk menjadi sukses. Saya tidak meratapi kemiskinan di masa lalu karena saya yakin sukses adalah hak saya, hak kita semua. Maka, untuk itu, kita pun dituntut untuk bekerja keras guna mewujudkan kehidupan sukses yang kita inginkan.

Dan alangkah baiknya jika kita memiliki cara pandang yang benar pada harta dan materi. Salah satu caranya yaitu dengan mau menyisihkan sebagian harta untuk membantu orang lain. Sebab, dengan mau berbagi, kita sebenarnya sudah menjadi "tuan" bagi harta kita sendiri.

Mari, sisihkan sebagian harta untuk membantu orang lain yang membutuhkan. Menikmati kesuksesan dengan cara berbagi pada sesama akan membuat hidup kita akan jauh lebih berarti.. Setuju kan?

Salam sukses, luar biasa!! 
i@pantai lampu1 merauke.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar